Perampasan Dari Orang Asing

DENPASAR - Ratusan perajin perak dari seluruh Bali menggelar unjuk rasa. Mereka menuntut perampasan hak paten perak tradisional Bali oleh pengusaha asing.
Aksi demontrasi itu berlangsung di halaman gedung DPRD Bali, Jalan Kusuma Atmaja, Denpasar, Jumat (12/9/2008). Sejumlah poster mereka usung diantaranya "Kembalikan Hak Paten Perak Milik Kami" dan "Stop Arogansi Kaum Kapitalis Terhadap Perajin dan Seniman".
Pengunjuk rasa juga menggelar aksi teaterikal tentang kedatangan pengusaha asing ke Bali dengan membawa segepok uang. Namun secara diam-diam pengusaha itu mencuri motif perak tradisional Bali untuk kemudian dipatenkan di negaranya.
Tiga orang pengunjukrasa yang berperan sebagai perajin dan melukisi tubuhnya dengan motif perak kemudian berusaha merebutnya kembali. "Jangan rampas kebanggan seni dan budaya kami," teriak Surat, salah satu perajin.
Aksi perajin dengan mengenakan pakaian adat itu berakhir setelah ditemui anggota Komisi III DPRD Bali Nyoman Saputra. "Kami akan teruskan aspirasi ini ke Jakarta dan mendesak pusat untuk segera mengambil sikap," tegas Saputra.

Bagaimana dengan UU HAKI ? Begitu banyak sekali hasil dari kebudayaan kita telah dipatenkan oleh orang asing. Coba bayangi hasil budaya kita yang bukan saja ribuan tapi jutaan yang belum dipatenkan. Tempe yang dipatenkan oleh Jepan (padahal itu dari Indonesia). Reog Ponorogo yang mau kecolongan dipatenkan oleh Malaysia, atau mungkin masih banyak lagi. Pemerintah sepertinya hanya mengejar kejar para pelanggar HAKI Made In Indonesia tapi tidak mau membantu ketika hak Paten budaya kita di ambil orang asing.

Kalau ada penemuan dari saudara-saudara cepat-cepat di Hak Patenkan. Jangan tergiur dengan penanaman modal dari pihak asing sebelum hak paten didapat. Karena banyak sekali sekarang di Indonesia berkeliaran orang-orang asing berduit yang akan merampas hasil pikiran kita.

Waspada...waspada ....
Yang belum begitu paham apa itu hak Paten bisa baca di sini