Declare independence!
Don’t let them do that to you!
Start your own currency!
Make your own stamp
Protect your language
Make your own flag!
Raise your flag!
Higher, higher!
Damn colonists
Ignore their patronizing
Tear off their blindfolds
Open their eyes
With a flag and a trumpet
Go to the top of your highest mountain!
Begitulah kira-kira lirik lagu berjudul “Declare Independence” yang dinyanyikan dengan penuh semangat oleh penyanyi nyentrik asal Islandia, Björk Guðmundsdóttir, yang baru-baru ini datang ke Jakarta. Untuk info saja, Jakarta adalah satu-satunya tempat yang Ia singgahi di Asia Tenggara selama The
Lagu “Declare Independence” ini dinyanyikan sebagai lagu penutup konsernya di Tennis Indoor Senayan, pada tanggal 12 Februari 2008 silam.
Entah Björk menyihir penggemarnya, atau memang rasa nasionalisme warga negara Indonesia sudah semakin meningkat. Pada penggalan, “Raise your flag! Higher, higher!”, dua orang penonton Indonesia yang berdiri di front row, tepat di depan mic stand sang penyanyi, membentangkan bendera merah putih yang disambut secara histerik oleh penonton lainnya.
Sebuah aksi langka di mata Björk, dan tentu saja menjadi suatu bukti bahwa nasionalisme belum mati!
diundu dari konser Björk Guðmundsdóttir di Tennis Indoor Senayan, pada tanggal 12 Februari 2008 silam
Diatas salah satu contoh nasionalis Indonesia yang nyata terlihat. Sayang bagaimana dengan anak-anak Indonesia sekarang? Mungkinkah mereka seperti itu? Produk sekarang lebih diarahkan pada Liberalisme. No Money No Nasionalisme, Bisa-bisa Negara ini digadaikan ?Berapa persen anak sekarang tahu apa itu Pancasila, Pahlawan Nasional, Peristiwa-peristiwa sejarah, Lagu wajib dan lagu nasional, dll?
Coba tanya siapa tokoh hero produk Amrik, mereka pasti jawab, Coba tanya Pahlawan nasional dari daerah mereka?
Pendidikan Nasionalisme di sekolah-sekolah bahkan di Universitas seperti dihilangkan atau dianggap angin lalu. Menyedihkan sekali.
Nasionalisme untuk 10 tahun ke depan sangat dipertanyakan.
Ini berita dari kedutaan RI di Praha
Mendekat Sejak Dini (Foto: KBRI Praha)
Workshop tersebut digelar di KBRI Praha, Kamis (19/6/2008). Para siswa sekolah dasar itu diundang secara bergantian sebagai bagian dari upaya mempromosikan dan mendekatkan kebudayaan Indonesia kepada bangsa Ceko sedini mungkin, Korfungsi Pensosbud Azis Nurwahyudi kepada detikcom menuturkan tadi malam.
Sebelum workshop dimulai, anak-anak belia Ceko seolah-olah diajak berkunjung ke Indonesia dengan melihat adikarya kebudayaan berupa replika Candi Borobudur dan Prambanan. Selanjutnya mereka diajak tur visual dengan dukungan peta besar Indonesia.
Mereka antusias ketika mendengarkan informasi tentang Indonesia yang disampaikan secara interaktif. Di peta Pulau Jawa, mereka diperkenalkan kepada alat musik gamelan, lalu diajak mendengarkan gamelan yang dimainkan oleh para warga Ceko yang rutin berlatih di aula KBRI Praha.
Setelah itu anak-anak tersebut dipersilakan mencoba memukul instrumen yang ingin mereka mainkan. Sementara ketika sampai di peta Pulau Bali, mereka diajari Tari Kecak sehingga setiap anak dapat berpartisipasi dalam tarian tersebut.
Patung binatang komodo menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa anak juga menanyakan binatang khas Indonesia lainnya seperti harimau, gajah dan burung kasuari. Pada sesi rehat, mereka berkesempatan menikmati kelezatan nasi goreng yang disajikan sebagai salah satu contoh makanan Indonesia.
Sebagai penutup workshop, mereka diajak melihat Pulau Papua lebih dekat melalui pemutaran film 'Denias' yang telah diberi terjemahan dalam Bahasa Ceko.
Program pengenalan budaya Indonesia kepada anak-anak sekolah di Ceko ini merupakan program kerja rutin yang dilakukan oleh KBRI Praha. "Diharapkan pengenalan Indonesia sejak usia dini akan menciptakan pengertian mengenai Indonesia secara lebih baik," demikian Azis.(es/es)
Moga ini menjadi cermin para orang tua, pendidik, dan penguasa !